09 May 2010

Nota Cinta


Nota Cinta Ditulis Oleh Mohd Yusof Hadhari Bin Saidon

Apabila bercakap menyenai cinta, ramai yang terpedaya, ramai yang mudah percaya dengan perkataan tersebut. Tetapi sayangnya tidak ramai yang memahaminya dan cuba untuk memahaminya. Memang mudah kita ungkapkan perkataan “sayang”, “cinta”, “rindu” tetapi sejauh mana kita mendalami perkataan tersebut. Cinta adalah kekuatan yang mampu mengubah duri menjadi mawar, mengubah cuka menjadi anggur, mengubah sedih menjadi ria, mengubah amarah menjadi ramah, mengubah musibah jadi muhibah. Itu definisi cinta yang mengikut kamus KCB.

Namun Cinta itu juga tak pernah meminta, tetapi memberi sepenuh rela. Rasa bahagia biarpun sengsara, berkorban segala-galanya bak kata lagu kerana cinta. Apa pun cinta itu satu kekuatan, bukan pada sebutan tetapi pada penghayatan. Suka untuk ana berkongsi satu kisah yang mungkin boleh kita mengambil manfaat bersama.

Alkisah, di suatu pulau kecil tinggallah berbagai benda abstrak ada CINTA, kesedihan, kegembiraan, kekayaan, kecantikan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. CINTA sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencuba mencari pertolongan. Sementara itu air semakin naik membasahi kakinya.

Tidak lama CINTA melihat kekayaan sedang mengayuh perahu, Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!, teriak CINTA . Aduh! Maaf, CINTA!, kata kekayaan . Aku tak dapat membawamu serta nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini. Lalu kekayaan cepat-cepat pergi mengayuh perahunya. CINTA sedih sekali, namun kemudian dilihatnya kegembiraan bersama dengan perahunya. Kegembiraan! Tolong aku!, teriak CINTA. Namun kegembiraan terlalu gembira kerana ia menemukan perahu sehingga ia tak dapat mendengar teriakan CINTA. Air semakin tinggi membasahi CINTA sampai ke pinggang dan CINTA semakin panik.

Tak lama datanglah kecantikan. Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!, teriak CINTA. Wah, CINTA kamu basah dan kotor. Aku tak boleh membawamu pergi. Nanti kau mengotori perahuku yang indah ini, sahut kecantikan. CINTA sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itulah datang kesedihan. Oh kesedihan, bawalah aku bersamamu!, kata CINTA. Maaf CINTA. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja.., kata kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. CINTA putus asa.

Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat itulah tiba-tiba terdengar satu suara yang memanggil. CINTA! CINTA! Mari cepat naik ke perahuku! CINTA menoleh ke arah suara itu dan cepat-cepat naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Di pulau terdekat, CINTA turun dan perahu itu langsung pergi lagi. Pada saat itu barulah CINTA sedar bahwa ia tidak mengetahui siapa yang menolongnya. CINTA segera bertanya pada penduduk pulau itu. Yang tadi adalah WAKTU, kata penduduk itu. Tapi, mengapa ia menyelamatkan aku? Aku tidak mengenalinya. Bahkan teman-temanku yang mengenalku pun enggan menolong tanya CINTA hairan. Sebab...,HANYA WAKTULAH YANG TAHU BERAPA NILAI SESUNGGUHNYA DARI CINTA ITU. Gunakanlah sebaik-baiknya waktu kamu untuk cinta sempurna kamu, cinta teragung kamu, murabbi cinta. Mudah-mudahan kita meletakkan cinta kita pada tempat yang betol, bukan cinta murahan.

 
Cintaku kepada Dia
Rinduku hanya pada-Nya
Kasihku tulus buat-Nya
Setiaku balas kasih-Nya
Kasihku kasih yang setia
Pada yang punya

 
Dambaku pada Yang Esa
Pujian hanya buat-nya
Akurku kebesaran-Nya
Teragung Maha Suci-Nya
Taatku hamba yang hina
Pada Pencipta

Hasil nukilan : pasha al-hadhari


0 comments: